Jumat, 11 Januari 2013

BACAAN PINTAR



  • ‎... Teladan Rasulullah untuk Para Suami ...

    Sebaik-baik kamu adalah orang yang terbaik buat kelauarganya, dan Aku adalah orang terbaik diantara kamu kepada keluargaku. (HR. Tirmidzi)

    Rasulullah SAW adalah suri tauladan bagi manusia. Semua seluk beluk kehidupan Rasulullah SAW memancarkan sinar ilahi yang menjadi acuan bagi umatnya dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Disamping Allah SWT menuntun Rasulullah SAW dengan wahyu al-Quran, Allah menjadikan semua perilaku dan tasharrufat Rasulullah SAW itu sebagai wahyu yang teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari Rasulullah Saw memainkan semua peran kemanusian. Baginda adalah seorang suami yang mempunyai beberapa orang istri dan pendamping hidup. Sebagaimana juga Rasulullah SAW adalah seorang ayah dari putra-putri baginda. Dan dalam skop kenagaraan, Baginda adalah pemimpin dan kepala Negara yang bertugas mengatur rakyatnya dengan hukum-hukum yang datang dari Allah Swt. Rasulullah Saw juga seorang Murabbi dan Muwajjih yang menjadi pelita bagi masyarakat luas.

    Hadits ini adalah panduan bagaimana seorang suami dalam menggauli istri mereka dengan baik. ianya merupakan panduan umum bagi seorang suami bagaimana berbuat dan menggauli para istri. Berbuat baik kepada istri mencakupi semua aspek, baik perlakuan, muamalah, perkataan, dll. Selain Rasulullah Saw menyuruh kaum lelaki agar berbuat baik kepada istri-istri mereka, Rasulullah menegaskan terlebih dahulu bahwa Baginda adalah orang terbaik dalam menggauli istri-istrinya.

    Menggauli istri dengan baik bisa berupa dengan menggunakan kata yang lemah lembut dengan mereka, memanggil mereka dengan nama kesenangan yang disukai oleh istri, memberikan pendidikan dan tuntunan agama dalam kehidupan sehari-hari, dan bentuk-bentuk lainya agar seorang istri merasakan bahwa dia dihormati dalam pergaulan rumah tangga. Diantara hadist Rasululllah lainya yang berkaitan erat dengan menggauli istri dengan baik adalah bahawa Baginda memberikan sebuah perumpamaan bahwa seorang wanita itu adalah ibarat tulang rusuk yang bengkok. Jika kaum lelaki ingin meluruskan tulang itu dengan paksaan dan kekerasan maka patah lah tulang tersebut. Akan tetapi Baginda memberikan tuntunan agar kaum lelaki meluruskan tulang rusuk yang bengkok itu dengan lemah-lembut tanpa merusaknya.

    Hakikat ini sangat sesuai sekali dengan psikologi wanita yang suka dengan kelembutan dan benci dengan kekerasan. Sifat semula jadi (sesuai fitrah) ini tumbuh dan pada wanita karena mereka memang diciptakan untuk hal-hal yang lembut dan lunak. Tugas mereka dalam rumah tangga misalnya adalah merawat anak-anak dan menjaga kehormatan suami di rumahnya. Sedangkan kaum lelaki dalam sifat semula jadi diciptakan untuk berusaha, mencari nafkah, membiayai kehidupan orang yang berada dibawah tanggungan nya, dll.

    Sebagai pengajaran bagi hamba mukmin agar bersifat baik dan lemah lembut kepada istrinya adalah bahwa sifat lemah lembut adalah diantara nama Allah Swt. Dialah zat yang maha lembut dan maha mengetahui. Allah Swt berfirman:

    Sesungguhnya Allah Swt maha lembut lagi maha mengetahui.

    Kebaikan Rasulullah Saw kepada para istrinya adalah bahwa baginda selalu menziarahi semua istri nya setiap hari, dan baginda tidak membeda-bedakan mereka dalam interaksi. Bahkan kelembutan Rasulullah Saw sampai pada sebuah cinta dan kemesraan dengan istrinya, terkadang dia mandi bersama istrinya dan bercengkrama dengan istrinya dengan kata-kata yang lembut. Untuk melihat lebih jelas bagaimana kemesraan Rasulullah Saw dengan istrinya, marilah kita semak sebuah riwayat yang diceritakan oleh salah seorang Ummahatul Mukminin (panggilan untuk istri-istri Rasulullah) berkata:

    Aku mandi dengan Rasulullah Saw dari satu baldi (ember), lantas Rasulullah Saw mendahuluiku menimba air, sehingga akupun berkata: Sisakan air untuk ku, sisakan!.

    Sungguh mesra dan indahnya rumah tangga Rasulullah Saw, penuh tawa dan cinta. Dalam tulisan singkat ini marilah kita para suami berusaha hal yang terbaik bagi istri kita. Karena kalau kita berfikir sejenak, sungguh tidak masuk akal adanya jika seorang suami berlaku kasar tanpa sebab kepada istrinya, karena siapakah yang menyiapkan makanan suami selama ini? Kepada siapa seorang suami menunaikan hajat nafsu dan birahinya melainkan pada istrinya. KLIK DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar