BACAAN PINTAR
... Teladan Rasulullah untuk Para Suami ...
Sebaik-baik kamu adalah orang yang terbaik buat kelauarganya, dan Aku
adalah orang terbaik diantara kamu kepada keluargaku. (HR. Tirmidzi)
Rasulullah SAW adalah suri tauladan bagi manusia. Semua seluk beluk
kehidupan Rasulullah SAW memancarkan sinar ilahi yang menjadi acuan bagi
umatnya dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Disamping Allah SWT
menuntun Rasulullah SAW dengan wahyu al-Quran, Allah menjadikan semua
perilaku dan tasharrufat Rasulullah SAW itu sebagai wahyu yang
teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari
Rasulullah Saw memainkan semua peran kemanusian. Baginda adalah seorang
suami yang mempunyai beberapa orang istri dan pendamping hidup.
Sebagaimana juga Rasulullah SAW adalah seorang ayah dari putra-putri
baginda. Dan dalam skop kenagaraan, Baginda adalah pemimpin dan kepala
Negara yang bertugas mengatur rakyatnya dengan hukum-hukum yang datang
dari Allah Swt. Rasulullah Saw juga seorang Murabbi dan Muwajjih yang
menjadi pelita bagi masyarakat luas.
Hadits ini adalah panduan
bagaimana seorang suami dalam menggauli istri mereka dengan baik. ianya
merupakan panduan umum bagi seorang suami bagaimana berbuat dan
menggauli para istri. Berbuat baik kepada istri mencakupi semua aspek,
baik perlakuan, muamalah, perkataan, dll. Selain Rasulullah Saw menyuruh
kaum lelaki agar berbuat baik kepada istri-istri mereka, Rasulullah
menegaskan terlebih dahulu bahwa Baginda adalah orang terbaik dalam
menggauli istri-istrinya.
Menggauli istri dengan baik bisa
berupa dengan menggunakan kata yang lemah lembut dengan mereka,
memanggil mereka dengan nama kesenangan yang disukai oleh istri,
memberikan pendidikan dan tuntunan agama dalam kehidupan sehari-hari,
dan bentuk-bentuk lainya agar seorang istri merasakan bahwa dia
dihormati dalam pergaulan rumah tangga. Diantara hadist Rasululllah
lainya yang berkaitan erat dengan menggauli istri dengan baik adalah
bahawa Baginda memberikan sebuah perumpamaan bahwa seorang wanita itu
adalah ibarat tulang rusuk yang bengkok. Jika kaum lelaki ingin
meluruskan tulang itu dengan paksaan dan kekerasan maka patah lah tulang
tersebut. Akan tetapi Baginda memberikan tuntunan agar kaum lelaki
meluruskan tulang rusuk yang bengkok itu dengan lemah-lembut tanpa
merusaknya.
Hakikat ini sangat sesuai sekali dengan psikologi
wanita yang suka dengan kelembutan dan benci dengan kekerasan. Sifat
semula jadi (sesuai fitrah) ini tumbuh dan pada wanita karena mereka
memang diciptakan untuk hal-hal yang lembut dan lunak. Tugas mereka
dalam rumah tangga misalnya adalah merawat anak-anak dan menjaga
kehormatan suami di rumahnya. Sedangkan kaum lelaki dalam sifat semula
jadi diciptakan untuk berusaha, mencari nafkah, membiayai kehidupan
orang yang berada dibawah tanggungan nya, dll.
Sebagai
pengajaran bagi hamba mukmin agar bersifat baik dan lemah lembut kepada
istrinya adalah bahwa sifat lemah lembut adalah diantara nama Allah Swt.
Dialah zat yang maha lembut dan maha mengetahui. Allah Swt berfirman:
Sesungguhnya Allah Swt maha lembut lagi maha mengetahui.
Kebaikan Rasulullah Saw kepada para istrinya adalah bahwa baginda
selalu menziarahi semua istri nya setiap hari, dan baginda tidak
membeda-bedakan mereka dalam interaksi. Bahkan kelembutan Rasulullah Saw
sampai pada sebuah cinta dan kemesraan dengan istrinya, terkadang dia
mandi bersama istrinya dan bercengkrama dengan istrinya dengan kata-kata
yang lembut. Untuk melihat lebih jelas bagaimana kemesraan Rasulullah
Saw dengan istrinya, marilah kita semak sebuah riwayat yang diceritakan
oleh salah seorang Ummahatul Mukminin (panggilan untuk istri-istri
Rasulullah) berkata:
Aku mandi dengan Rasulullah Saw dari satu
baldi (ember), lantas Rasulullah Saw mendahuluiku menimba air, sehingga
akupun berkata: Sisakan air untuk ku, sisakan!.
Sungguh mesra
dan indahnya rumah tangga Rasulullah Saw, penuh tawa dan cinta. Dalam
tulisan singkat ini marilah kita para suami berusaha hal yang terbaik
bagi istri kita. Karena kalau kita berfikir sejenak, sungguh tidak masuk
akal adanya jika seorang suami berlaku kasar tanpa sebab kepada
istrinya, karena siapakah yang menyiapkan makanan suami selama ini?
Kepada siapa seorang suami menunaikan hajat nafsu dan birahinya
melainkan pada istrinya. KLIK DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar